BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Udara merupakan bagian yang sangat
penting bagi kehidupan seluruh makhluk hidup di seluruh muka bumi. Udara
yang bersih sangat didambakan oleh semua makhluk hidup, terutama manusia. Namun dengan
meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri, kualitas udara
telah mengalami perubahan.
Kehadiran polutan-polutan di dalam
udara, umumnya berasal dari aktifitas manusia. Jarang terjadi secara alamiah.
Aktifitas-aktifitas manusia itulah yang merombak lingkungan karena perkembangan
budaya yang sangat pesat, yang timbal balik penggunaan tekhnologi baru serta
konsumtif yang berlebihan. Hasil-hasil pembakaran dari kendaraan bermotor,
pabrik-pabrik dan pemanasan atau kegiatan masak-memasak di rumah merupakan
sumber terbesar dari pada pencemaran udara yang disebabkan oleh aktifitas manusia.
Udara yang dulunya segar kini kering
dan kotor. Hal ini dapat menimbulkan berbagai masalah. Manusia akan mudah terserang
gangguan pernafasan dan penyakit paru-paru. Pencemaran udara juga dapat
mempercepat laju pemanasan global, yang salah satu dampaknya yaitu mencairnya
es di kutub.
Namun sekarang kota-kota dan bangsa-bangsa di
seluruh dunia sudah
mulai menerapkan berbagai strategi yang dapat mengatasi masalah pencemaran
udara dengan baik. Strateg itu mulai dari larangan parkir dan hari tanpa
mengemudi sampai program ketat dan berkekuatan hukum untuk memasang kendali
pencemaran yang canggih di pusat-pusat pembangkit tenaga. Hanya sedikit usaha
ini yang mencapai keberhasilan sempurna, tetapi banyak juga yang cukup berhasil
bahkan begitu berhasilnya sampai terkadang tidak mendapat perhatian.
1.2 RUMUSAN
MASALAH
a.
Apa saja jenis bahan pencemar udara?
b.
Apa saja sumber pencemaran udara?
c.
Apa dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran
udara?
d.
Bagaimana cara penanggulangan dampak
pencemaran udara?
1.3 TUJUAN
Untuk mengetahui sejauh mana dampak
pencemaran udara dan bagaimana cara penanggulangannya.
BAB II
ISI / PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
PENCEMARAN UDARA
Pencemaran udara adalah
masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam atmosfir yang dapat
mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan pada kesehatan manusia
secara umum serta menurunkan kualitas lingkungan.
Sedangkan
menurut Peraturan Pemerintah RI No. 41 tahun
1999 mengenai Pengendalian Pencemaran udara, yang dimaksud dengan pencemaran
udara adalah masuknya atau dimaksuknya zat, energi dan/atau komponen lain ke
dalam udara ambient oleh kegiatan manusia sehingga mutu udara ambient turun
sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara ambient tidak memenuhi
fungsinya.
2.2 JENIS
BAHAN PENCEMAR UDARA
a. Karbon Monoksida.
WHO telah membuktikan bahwa karbon monoksida
yang secara rutin mencapai tingkat tak sehat di banyak kota dapat mengakibatkan
kecilnya berat badan janin, meningkatnya kematian bayi dan kerusakan otak,
bergantung pada lamanya seorang wanita hamil terpajan, dan bergantung pada
kekentalan polutan di udara. Asap kendaraan merupakan sumber hampir seluruh
karbon monoksida yang dikeluarkan di banyak daerah perkotaan.
b. Nitrogen Oksida.
Nitrogen oksida yang terjadi ketika panas
pembakaran menyebabkan bersatunya oksigen dan nitrogen yang terdapat di udara
memberikan berbagai ancaman bahaya. Zat nitrogen oksida ini sendiri menyebabkan
kerusakan paru-paru.
c. Sulfur Dioksida.
Emisi
sulfur dioksida terutama timbul dari pembakaran bahan bakar fosil yang
mengandung sulfur terutama batubara yang digunakan untuk pembangkit tenaga
listrik atau pemanasan rumah tangga.
d. Benda Partikulat.
Zat ini
sering disebut sebagai asap atau jelaga; benda-benda partikulat ini sering
merupakan pencemar udara yang paling kentara, dan biasanya juga paling
berbahaya. Sebagian benda partikulat keluar dari cerobong pabrik sebagai asap
hitam tebal, tetapi yang paling berbahaya adalah "partikel-partikel
halus" butiran-butiran yang begitu kecil sehingga dapat menembus bagian
terdalam paru-paru.
e. Hidrokarbon.
Zat ini
kadang-kadang disebut sebagai senyawa organik yang mudah menguap
("volatile organic compounds/VOC"), dan juga sebagai gas organic
reaktif ("reactive organic gases/ROG"). Hidrokarbon merupakan uap
bensin yang tidak terbakar dan produk samping dari pembakaran tak sempurna.
Jenis-jenis hidrokarbon lain, yang sebagian menyebabkan leukemia, kanker, atau
penyakit-penyakit serius lain, berbentuk cairan untuk cuci-kering pakaian
sampai zat penghilang lemak untuk industri.
f. Ozon atau Asap Kabut Fotokimiawi.
Ozon,
terdiri dari beratus-ratus zat kimiawi yang terdapat dalam asap kabut,
terbentuk ketika hidrokarbon pekat di perkotaan bereaksi dengan oksida
nitrogen. Tetapi, karena salah satu zat kimiawi itu, yaitu ozon, adalah yang
paling dominan, pemerintah menggunakannya sebagai tolok ukur untuk menetapkan
konsentrasi oksidan secara umum. Ozon merupakan zat oksidan yang begitu kuat
(selain klor) sehingga beberapa kota menggunakannya sebagai disinfektan pasokan
air minum.
g. Timah.
Logam
berwarna kelabu keperakan yang amat beracun dalam setiap bentuknya ini
merupakan ancaman yang amat berbahaya bagi anak di bawah usia 6 tahun, yang
biasanya mereka telan dalam bentuk serpihan cat pada dinding rumah. Logam berat
ini merusak kecerdasan, menghambat pertumbuhan, mengurangi kemampuan untuk
mendengar dan memahami bahasa, dan menghilangkan konsentrasi. Zat-zat ini mulai
dari asbes dan logam berat (seperti kadmium, arsenik, mangan, nikel dan zink)
sampai bermacam-macam senyawa organik (seperti benzene dan hidrokarbon lain dan
aldehid.
2.3 SUMBER
PENCEMARAN UDARA
Terdapat 2
jenis pencemar yaitu sebagai berikut :
a. Zat pencemar
primer.
Yaitu zat
kimia yang langsung mengkontaminasi udara dalam konsentrasi yang membahayakan.
Zat tersebut bersal dari komponen udara alamiah seperti karbon dioksida, yang
meningkat diatas konsentrasi normal, atau sesuatu yang tidak biasanya,
ditemukan dalam udara, misalnya timbal.
Sumber bahan pencemar primer dapat
dibagi lagi menjadi dua golongan besar:
1)
Sumber
alamiah.
Beberapa kegiatan alam yang bisa
menyebabkan pencemaran udara adalah kegiatan gunung berapi, kebakaran hutan,
kegiatan mikroorganisme, dan lain-lain. Bahan pencemar yang dihasilkan umumnya
adalah asap, gas-gas, dan debu.
2)
Sumber
buatan manusia.
Kegiatan
manusia yang menghasilkan bahan-bahan pencemar bermacam-macam antara lain
adalah kegiatan-kegiatan berikut :
a) Pembakaran, seperti pembakaran sampah,
pembakaran pada kegiatan rumah tangga, industri, kendaraan bermotor, dan
lain-lain. Bahan-bahan pencemar yang dihasilkan antara lain asap, debu, grit
(pasir halus), dan gas (CO2 dan NO2).
b) Proses peleburan, seperti proses peleburan
baja, pembuatan soda,semen, keramik, aspal. Sedangkan bahan pencemar yang
dihasilkannya antara lain adalah debu, uap dan gas-gas.
c) Pertambangan dan penggalian, seperti tambang
mineral and logam. Bahan pencemar yang dihasilkan terutama adalah debu.
d) Proses pengolahan dan pemanasan seperti pada
proses pengolahan makanan, daging, ikan, dan penyamakan. Bahan pencemar yang
dihasilkan terutama asap, debu, dan bau.
e) Pembuangan limbah, baik limbah industri
maupun limbah rumah tangga. Pencemarannya terutama adalah dari instalasi
pengolahan air buangannya. Sedangkan bahan pencemarnya yang teruatam adalah gas
H2S yang menimbulkan bau busuk.
f) Proses kimia, seperti pada proses
fertilisasi, proses pemurnian minyak bumi, proses pengolahan mineral. Pembuatan keris, dan
lain-lain. Bahan-bahan pencemar yang dihasilkan antara lain adalah debu, uap
dan gas-gas
g) Proses pembangunan
seperti pembangunan gedung-gedung, jalan dan kegiatan yang semacamnya. Bahan pencemarnya yang terutama adalah asap
dan debu.
h) Proses percobaan atom atau nuklir. Bahan
pencemarnya yang terutama adalah gas-gas dan debu radioaktif.
b. Zat pencemar sekunder.
Yaitu zat kimia berbahaya yang terbentuk
di atmosfer melalui reaksi kimia antar komponen-komponen udara.
2.4 DAMPAK
PENCEMARAN UDARA
a.
Dampak Terhadap Kesehatan.
Substansi pencemar yang terdapat di
udara dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem pernapasan. Jauhnya
penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh bergantung kepada jenis pencemar.
Partikulat berukuran besar dapat tertahan di saluran pernapasan bagian atas,
sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas dapat mencapai paru-paru. Dari
paru-paru, zat pencemar diserap oleh sistem
peredaran darah dan menyebar ke seluruh tubuh.
Dampak kesehatan yang paling umum
dijumpai adalah ISNA (infeksi saluran napas atas), termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan
pernapasan lainnya. Beberapa zat pencemar dikategorikan sebagai toksik dan karsinogenik.
Memperkirakan dampak pencemaran udara
di Jakarta yang berkaitan dengan kematian prematur, perawatan rumah sakit,
berkurangnya hari kerja efektif, dan ISNA pada tahun 1998 senilai dengan 1,8
trilyun rupiah dan akan meningkat menjadi 4,3 trilyun rupiah di tahun 2015.
b.
Dampak Terhadap Tanaman.
Tanaman yang tumbuh di daerah dengan
tingkat pencemaran udara tinggi dapat terganggu pertumbuhannya dan rawan
penyakit, antara lain klorosis, nekrosis, dan bintik hitam. Partikulat yang terdeposisi di permukaan tanaman
dapat menghambat proses fotosintesis.
c.
Terjadinya Hujan Asam.
pH biasa air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2
di atmosfer. Pencemar udara seperti SO2 dan NO2 bereaksi
dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan pH air hujan.
Dampak dari hujan asam ini antara lain:
1)
Mempengaruhi
kualitas air permukaan.
2)
Merusak
tanaman.
3)
Melarutkan
logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga memengaruhi kualitas air
tanah dan air permukaan.
4)
Bersifat
korosif sehingga merusak material dan bangunan.
d.
Meningkatnya Suhu Bumi Karena Efek Rumah Kaca
Efek rumah kaca disebabkan oleh
keberadaan CO2, CFC, metana, ozon, dan N2O di lapisan troposfer yang menyerap
radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh permukaan bumi. Akibatnya panas
terperangkap dalam lapisan troposfer dan menimbulkan fenomena pemanasan global.
Dampak dari pemanasan global adalah:
1)
Pencairan
es di kutub.
2)
Perubahan
iklim regional dan global.
3)
Perubahan
siklus hidup flora dan fauna.
e.
Kerusakan Lapisan Ozon.
Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian
20-35 km) merupakan pelindung alami bumi yang berfungsi memfilter radiasi ultraviolet B dari matahari.
Pembentukan dan penguraian molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara
alami di stratosfer. Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan bersifat sangat
stabil menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat dari
pembentukannya.
2.5 USAHA PENANGULANGAN DAMPAK PENCEMARAN UDARA
Karena pencemaran lingkungan mempunyai dampak yang sangat
luas dan sangat merugikan
manusia maka perlu diusahakan pengurangan pencemaran lingkungan atau bila mungkin meniadakannya sama sekali.
Usaha untuk mengurangi dan menanggulangi pencemaran tersebut ada 2 macam cara
utama , yakni :
a.
Penanggulangan Secara Non-teknis.
Dalam usaha mengurangi dan menanggulangi pencemaran
istilah penanggulangan secara non-teknis, adalah suatu usaha untuk mengurangi dan menanggulangi pencemaran lingkungan dengan cara
menciptakan peraturan perundangan yang dapat merencanakan, mengatur dan
mengawasi segala macam bentuk
kegiatan industri dan teknologi sedemikian rupa sehingga tidak terjadi pencemaran lingkungan.
Peraturan perundangan yang dimaksudkan hendaknya dapat
memberikan gambaran secara jelas tentang kegiatan industri dan teknologi yang
akan dilaksanakan disuatu
tempat yang antara lain meliputi :
1) Penyajian Informasi Lingkungan (PIL).
2) Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
3) Perencanaan Kawasan Kegiatan Industri dan Teknologi.
4)
Pengaturan
dan Pengawasan Kegiatan.
5)
Menanamkan
Perilaku Disiplin.
b.
Penanggulangan Secara Teknis.
Apabila berdasarkan kajian Analisa Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL) ternyata bisa diduga bahwa mungkin akan timbul pencemaran
lingkungan, maka langkah berikutnya adalah memikirkan penanggulangan secara
teknis. Banyak macam dan cara yang dapat ditempuh dalam penanggulangan secara
teknis. Adapun kriteria yang digunakan dalam penanggulangan secara teknis
tergantung pada faktor berikut:
1) Mengutamakan keselamatan lingkungan.
2) Teknologinya telah dikuasai dengan baik.
3) Secara teknis dan ekonomis dapat dipertanggung-jawakan.
Berdasarkan kriteria diatas diperoleh beberapa cara dalam hal penanggulangan
secara teknis, antara lain adalah sebagai berikut :
1) Mengubah proses.
2) Menggantikan sumber energi.
3) Mengelola limbah.
4) Menambah alat bantu.
Keempat macam penanggulangan secara teknis tersebut
diatas dapat berdiri sendiri-sendiri,
atau bila dipandang perlu dapat pula dilakukan secara bersam-sama, tergantung
kepada kajian dan kenyataan yang sebenarnya.
Jadi secara garis besar,pencemaran udara dapat
ditanggulangi dengan cara sebagai berikut :
1)
Untuk
mengurangi pencemaran udara dari gas CO2, para ahli motor dan industria
merancang katalis yang disebut Catalytik Converter yang digunakan pada cerobong
asap (knalpot), yang berfungsi mengubah CO2 dan NO2
menjadi gas yang tidak beracun.
2) Mengurangi Konsentrasi CO2 diatmosfer, berdasarkan siklus CO2 dan O2, maka diperlukan pelaksanaan pengelolahan hutan dengan system
tebang tanam, memperluas
hutan konservasi, penghijauan pegunungan gundul, gerakan menanam pohon belakang
rumah dan memperbanyak taman kota.
3) Menggunakan bahan bakar anti polusi, misalnya kendaraan
dengan tenaga listrik dari
surya atau bahan bakar dari jenis alkohol.
4) Pabrik
yang mengeluarkan asap membuat cerobong asap yang tinggi agar gas pencemarnya
keluar ke lingkunganberbaur dengan angin.
5) Lokasi
pabrik sebaiknya jauh dari pemukiman penduduk.
Selain usaha-usaha yang telah diuraikan diatas, masih
terdapat banyak usaha alternatif yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak
pencemaran udara. Beberapa usaha yang terkait dengan kendaraan bermotor yang
memberikan kontribusi sangat besar dalam pencemaran udara yaitu antara lain:
a. Larangan Masuk.
Pada tahun 1977 Buenos Aires melarang kendaraan pribadi
memasuki jalan-jalan pusat keramaian kota dari pukul 10 pagi sampai 7 malam
pada hari-hari kerja. Bus dan taksi diperbolehkan hanya pada beberapa jalan
tertentu. Larangan ini mengatasi kepadatan lalu lintas dan pencemaran udara
yang disebabkan oleh satu juta orang yang memadati pusat kota Buenos Aires
setiap hari kerja.
Pada awalnya barikade polisi digunakan untuk melaksanakan
larangan ini, saat ini rambu-rambu kecil yang menjelaskan kebijaksanaan ini
sudah memadai. Larangan
bagi mobil secara sebagian atau total sudah pula diberlakukan di sebagian besar
kota besar Italia, termasuk Roma, Florensia, Napoli, Bologna, dan Genoa dan di
kota-kota kecil. Dari pukul 7.30 pagi sampai 7.30 malam, hanya bus, taksi,
kendaraan pengirim barang, dan mobil-mobil pemilik rumah di daerah itu yang
boleh memasuki daerah pusat Roma dan Florensia. Larangan serupa juga
diberlakukan di Athena, Amsterdam, Barcelona, Budapest, Kota Mekiko, dan
Munich. Dalam waktu sepuluh tahun mendatang Bordeaux, Prancis, berniat
menghapus kendaraan bermotor dari separo jalan-jalan di kota ini, dan
memberikan jalan-jalan itu pada para pejalan kaki dan pengendara sepeda.
b. Larangan Parkir.
Larangan parkir membatasi jumlah mobil yang boleh parkir
di suatu daerah, tapi tidak berpengaruh apapun pada jumlah mobil yang boleh
lewat. Salah satu cara untuk mengatasi masalah yang diakibatkan oleh
berlimpahnya kendaraan adalah sama sekali melarang semua kendaraan memasuki
pusat-pusat kota. "Zona bebas mobil", sebagai suatu cara untuk
mengurangi pencemaran udara, menggalakkan pariwisata, dan meningkatkan kualitas
kehidupan, akhir-akhir ini semakin populer di Eropa. Pengalaman yang terjadi di
AS lebih terbatas; zona pembatasan mobil biasanya hanya berlaku pada daerah
pariwisata atau pertokoan kecil, dan hanya berdampak kecil pada pola
transportasi kota secara keseluruhan.
c. "Sel" Lalu Lintas.
Gothenburg, Swedia, membagi pusat kotanya menjadi lima
sektor berbentuk "pastel" pada 1970 sebagai suatu cara untuk
membatasi lalu lintas yang lewat dan menggalakkan transportasi umum. Kendaraan
darurat, angkutan lokal masal, sepeda dan moped dapat melintas dari satu zona
ke zona lain, tapi mobil tidak dapat. Berkurangnya kepadatan di pusat kota
Gothenburg telah menimbulkan layanan transit yang lebih baik dan tingkat
kecelakaan yang lebih rendah. Pendekatan yang disebut "sel lalu
lintas" ini, yang berasal dari Bremen, Jerman, juga digunakan di
Groningen, Belanda, dan Besancon, Prancis.
d. Hari Tanpa Mengemudi.
Pada akhir 1991, Roma, Milano, Napoli, Turino, dan tujuh
kota lain di Italia mencanangkan "perang" terhadap pencemaran dengan
cara membatasi jumlah mobil di jalan. Dalam peraturan ini, mobil berplat nomor
ganjil dilarang berjalan di satu hari, sedang mobil berplat nomor genap
dilarang berjalan hari berikutnya. Banyak pengemudi yang merasa jengkel dengan
adanya kekangan dan larangan atas hak mereka untuk mengemudi, lalu mengabaikan
aturan genap-ganjil ini. Dalam
satu hari saja di bulan Desember, para polisi lalu lintas mencatat 12. 983
pelanggaran, menilang para pelanggar aturan yang mengemudi di hari yang salah,
atau yang mengubah plat nomor kendaraan mereka. Namun demikian, dengan
penggalakan peraturan secara keras, menteri lingkungan hidup Italia yakin
larangan mengemudi berseling hari itu dapat mengurangi polusi sebesar 20 sampai
30 persen.
Pemerintah kota Los Angeles, California, telah mempunyai
peraturan yang mirip dengan yang di Italia. Bahkan telah disusun suatu rencana kontroversial untuk membantu
memenuhi standar Undang-undang Udara Bersih yang baru. Mulai tahun 2000,
"hari-hari tanpa mengemudi" akan diberlakukan di Los Angeles sebagai
jalan keluar terakhir untuk menurunkan kadar ozon dan karbon monoksida. Jika
rencana ini dijalankan, maka setiap pengemudi harus meninggalkan kendaraan
mereka di rumah satu hari setiap minggu, bergantung pada plat nomor kendaraan
mereka.
e. Bersepeda.
Sebagai bentuk transportasi yang paling lazim di dunia,
bersepeda kini mulai "naik daun", sejalan dengan usaha pemerintah
beberapa negara untuk menggalakkan bersepeda melalui program khusus. Jumlah
sepeda di planet ini lebih dari 800 juta, hampir dua kali jumlah kendaraan
umum, tetapi untuk lebih menggalakkan kegiatan bersepeda, negara-negara seperti
Belanda, Denmark, Belgia, dan Jerman mengembangkan jaringan jalan untuk sepeda,
masing-masing dengan hak guna jalan yang terpisah dari jalan mobil. Tempat
parkir yang terpisah, persewaan sepeda dengan uang jaminan yang akan dikembalikan,
bahkan garasi khusus sepeda, semuanya diusahakan untuk lebih menggalakkan
kegiatan bersepeda. Program semacam itu mempunyai dampak amat besar terhadap
cara orang melihat pilihan yang mereka miliki untuk sarana transportasi.
Misalnya, kegiatan bersepeda di Erlangen, Jerman, meningkat dua kali lipat
setelah jalan sepeda sepanjang 160 km selesai dibangun. Banyak kota di Cina
memiliki jalan sepeda selebar lima atau enam jalur. Sesungguhnyalah, sepeda
amat penting di Cina, dan pemantauan lalu lintas di kota Tianjin telah mendata
lebih dari 50.000 sepeda melintas di satu persimpangan jalan dalam waktu satu
jam.
f. Jam Kerja Lentur.
Selama Olimpiade Musim Panas tahun 1984, Los Angeles
menggilir jam kerja, dan dengan demikian menurunkan pencemaran udara ke titik
terendah selama beberapa waktu terakhir ini. Sekarang banyak kota mencari jalan
untuk menghambat pencemaran udara dengan cara memulai jam kerja atau sekolah
satu atau dua jam lebih awal, atau dengan mengakhirinya lebih awal, dan dengan
demikian mengurangi kepadatan lalu lintas. Kota-kota lain mengusulkan empat hari kerja seminggu
sebagai cara lain mengurangi kemacetan lalu lintas. Misalnya di kantor PU Los
Angeles para karyawan bekerja 10 jam sehari dari Senin sampai Kamis. Pada hari
Jumat seluruh gedung ditutup, dan hal ini tidak saja mengurangi asap kabut dan
kemacetan, tapi juga menghemat biaya operasi 1,7 juta dollar AS setahun.
g. Kerja Jarak Jauh
(Telecommuting).
Suatu strategi lain, yaitu cara "kerja jarak
jauh", atau mengizinkan karyawan bekerja di rumah dengan menggunakan
telepon dan komputer, akan mengurangi biaya tambahan kantor dan sekaligus
menghemat waktu dan uang para karyawan. Para pegawai di Los Angeles berharap
akan mengurangi 3 juta perjalanan ke tempat kerja dengan adanya program kerja
di rumah dan kerja jarak jauh. Pusat Penelitian Masa Depan meramalkan bahwa
lima juta orang Amerika memiliki pekerjaan yang berhubungan dengan komputer dan
dapat dikerjakan di rumah menjelang tahun 1993. Dan dari suatu studi yang
dilakukan oleh Asosiasi Pemerintahan California Selatan ditemukan bahwa jika
satu dari delapan karyawan memilih untuk bekerja di rumah, atau di stasiun
kerja "satelit" yang dihubungkan secara elektronis dengan kantor
pusat, maka kemacetan lalu lintas di jalan-jalan raya daerah tersebut dapat
dikurangi hampir sepertiganya.
h. Pemeriksaan dan Pemeliharaan.
Program pemeriksaan dan pemeliharaan kendaraan yang
dilaksanakan secara keras untuk memastikan kepatuhan masyarakat merupakan suatu
pelengkap yang penting dalam penetapan standar emisi. Pengotak-atikan dan
pemeliharaan yang buruk dapat dengan cepat membuat pengendalian emisi menjadi
tidak efektif. Usia juga cenderung menurunkan kinerja perangkat polusi. Karena
itu program untuk menghapus kendaraan tua dari jalan dengan menawarkan suatu
imbalan mungkin dapat sangat mengurangi emisi kendaraan.
i.
Pembangkit Tenaga Listrik.
Pusat pembangkit tenaga listrik sudah lama dianggap mahal
dan sulit dikendalikan oleh banyak negara, dan kini semakin sering menjadi
sasaran bagi teknologi dan praktek-praktek baru, dan dengan alasan yang baik
pula: Karena di samping kendaraan bermotor, fasilitas ini merupakan sumber
terbesar pencemaran udara. Di AS misalnya, pembangkit tenaga listrik
mengeluarkan hampir dua pertiga dari seluruh sulfur dioksida, dan hampir
sepertiga dari seluruh oksida nitrogen. Walaupun ada data tentang
polutan-polutan lain, namun data itu hampir pasti juga berlaku bagi emisi-emisi
lain, terutama partikulat dan logam berat, dan secara tidak langsung ozon.
Penggunaan listrik mungkin sekali akan terus meningkat secara global, karena
permintaan akan listrik meningkat sebanyak 10 persen tiap tahun di beberapa
negara, dan itu berarti suatu penggandaan konsumsi setiap kira-kira tujuh
tahun.
Dampak dari polusi sebanyak itu sulit diketahui karena
banyak pembangkit tenaga listrik kini membuat "tall stacks" cerobong
asap yang bisa mencapai tinggi 396 meter dengan maksud menebarkan pencemarannya
seluas ratusan kilometer persegi. Hasilnya adalah penurunan mutu udara yang
meluas dan sulit diukur di suatu daerah yang luas, dan itu mempersulit
penyusunan hubungan sebab-akibat antara pencemaran udara dan penyakit manusia.
Akan tetapi, studi besar-besaran yang dibiayai pemerintah (antara lain satu
studi di AS memakan biaya 600 juta dollar selama 10 tahun) telah dengan jelas
menghubungkan polusi pembangkit tenaga dengan kerusakan lingkungan yang meluas
sungai-sungai dan danau-danau asam, selain hutan-hutan yang hampir mati,
misalnya. Studi kesehatan baru-baru ini, yang juga mengambil data dari populasi
yang luas, telah mulai menarik hubungan antara pencemaran udara dan kematian
manusia yang mulai menunjukkan bahwa di AS saja pencemaran zat-zat partikulat
menyebabkan lebih dari 50.000 orang meninggal tiap tahun.
Jadi pemerintah beberapa negara pada 1990-an mulai
memusatkan perhatian pada pusat pembangkit tenaga listrik sebagai sumber
pencemaran udara yang relatif mudah dikendalikan, sebagaimana pandangan
pemerintah pada 1970 dan 1980-an terhadap kendaraan bermotor.
Seperti halnya dengan mobil, truk dan bus, cara untuk
mengendalikan pencemaran udara dari sumber pembangkit tenaga berkisar dari bahan
bakar baru batubara yang lebih rendah kadar sulfurnya, misalnya sampai
teknologi seperti "penggosok" cerobong asap, yang mengurangi emisi
sulfur dioksida penyebab utama hujan asam sampai 90 persen atau lebih. Sekali
lagi, sebagaimana teknologi baru menjanjikan eliminasi pencemaran kendaraan
bermotor, sistem lain dapat membuahkan hasil yang sama dari pembangkit tenaga
listrik: turbin angin, misalnya, dapat menghasilkan tenaga dengan biaya yang
sama dengan batubara bahan bakar fosil yang paling murah dan paling kotor
tetapi tanpa pencemaran udara sama sekali.
Potensi untuk mengurangi pencemaran udara dengan
memasangkan alat pengendali pencemaran suatu pendekatan analog dengan
penggunaan alat pengubah berkatalis pada mobil dapat dilihat dari sukses besar
yang terjadi di Jerman. Di negara itu, pada 1980 dan 1981 masyarakat dikejutkan
oleh "Waldsterben" atau kematian hutan. Karena merasakan adanya
hubungan yang hampir mistis dengan hutannya, mulai dari Hutan Hitam sampai
hutan-hutan Linden yang indah di Berlin, dan karena keyakinan bahwa pencemaran
udara akan memusnahkan hutan-hutan tersebut, maka pemerintah Jerman
memerintahkan pengelola pembangkit tenaga listrik untuk mengurangi emisi sampai
90 persen atau lebih dalam jangka waktu enam tahun. Program ini menelan biaya
sekitar 21 miliar Deutschmark (12, 6 miliar dolar AS), tetapi mencapai hasil
yang diharapkan, yaitu mengurangi emisi sulfur dioksida secara nasional sampai
setengahnya.
Dalam proses ini, Jerman menjadi pelopor dunia dalam
pembuatan sistem penggosok dan pengurangan katalis selektif ("selective
catalyc reduction/SCR"), yang dapat mengurangi 90 persen atau lebih
nitrogen oksida yang menyebabkan asap kabut dan hujan asam. Pusat-pusat
pembangkit tenaga listrik di Jerman telah ditingkatkan, dan efisiensinya
meningkat sampai 12 persen. Di seluruh dunia, sistem penggosok telah dipasang
atau sedang dibuat di sumber-sumber pembangkit tenaga, dengan menghasilkan daya
listrik sebesar kurang lebih 104.500 megawatt, menurut Badan Energi
Internasional.
j. Teknologi Baru.
Sejumlah teknologi yang lebih baru menjanjikan
pengurangan emisi cukup besar bila dibandingkan dengan sistem-sistem yang ada
saat ini. Dengan beroperasi menggunakan zat hidrogen, beberapa temuan mutakhir
ini bahkan dapat mencapai tingkat emisi nol, atau sangat mendekati nol, sampai
selisihnya tak dapat diukur dengan piranti yang ada sekarang.
Bahkan bila dioperasikan dengan bahan bakar fosilpun,
seperti gas alam, temuan-temuan itu masih mampu mencapai tingkat emisi nol
untuk polutan-polutan tertentu, dan mendekati nol untuk beberapa jenis polutan
lain.
Teknologi sumber daya stasioner ini meliputi: turbin
putar gabungan ("combined-cycle turbines"). Turbin putaran gabungan
yang dihidupkan dengan pembakaran gas ("gas-fired combined-cycle turbines")
dapat membangkitkan tenaga listrik yang mengurangi pencemaran udara sebesar 50
sampai 99 persen bila dibandingkan dengan sumber-sumber pembangkit tenaga yang
membakar batubara. (Dalam sistem putaran gabungan, bahan bakar digunakan untuk
menjalankan dua turbin, satu mendapat daya dari gas pembakaran panas, lainnya
dari uap suatu konsep yang serupa dengan penggunaan bensin untuk menghidupkan
mesin mobil Anda, lalu menggunakan asap knalpotnya untuk menghidupkan mesin
lain). Karena berbahan bakar
gas alam, maka sistem ini tidak menghasilkan emisi sulfur dioksida atau benda
partikulat. Jika sistem ini dilengkapi dengan sistem pengendali pencemaran SCR
yang canggih itu, maka emisi oksida nitrogen hanya sepersepuluhnya (atau
kurang) dari emisi pembangkit tenaga yang lain.
k. Turbin Derivatif Pesawat Udara.
Sistem putaran gabungan seperti di atas dapat memakan
waktu bertahun-tahun untuk membuatnya, dan memakan biaya ratusan juta dollar.
Untungnya, ada sistem lain yang lebih kecil dan lebih murah, yang dikenal
dengan nama turbin derivatif udara karena turbin itu didasarkan pada mesin jet
yang digunakan pada pesawat Boeing 747 dan pesawat-pesawat modern lain. Sumber
pembangkit tenaga yang menggunakan turbin derivatif pesawat udara dapat
dibangun dengan biaya lebih kecil, dan dalam waktu bulanan, tidak sampai bertahun-tahun.
Lebih baik lagi, turbin-turbin itu secara teoretis dapat mengurangi pencemaran
udara bahkan karbon dioksida yang sulit dikurangi sampai 20-90 persen lagi.
l. Sel Bahan Bakar.
Walaupun sel-sel bahan bakar (yaitu perangkat untuk
mengubah bahan bakar menjadi listrik secara kimiawi, mirip baterai) baru saja
memasuki pasaran, namun model-model mutakhirnya dapat mencapai efisiensi
sekitar 40 persen lebih dari dua kali lipat tingkat efisiensi mesin mobil
rata-rata, dan jauh lebih tinggi daripada pembangkit tenaga listrik
konvensional. Sekali lagi, karena sel-sel itu beroperasi dengan menggunakan gas
alam atau bahan bakar yang bersih lainnya, maka emisi sulfur dioksida dan
benda-benda partikulatnya nol. Lebih jauh sel-sel bahan bakar ini sangat ringkas
beberapa di antaranya tidak lebih besar daripada mesin foto kopi selebar meja
dan boleh dikatakan tak bersuara, sehingga sel-sel ini dapat dibangun di
tengah-tengah perkantoran, pabrik, bahkan rumah.
Baik turbin derivatif pesawat udara maupun sel bahan bakar
dapat diperluas kegunaannya dalam penggunaan gabungan panas dan tenaga sehingga
energi tidak terbuang sia-sia, melainkan dapat digunakan untuk menghangatkan
atau mendinginkan ruangan, atau membangkitkan tenaga uap untuk pengoperasian
proses industri. Efisiensi total meningkat sampai 80 atau bahkan 90 persen,
hampir tiga kali tingkat efisiensi saat ini, dan dengan demikian pencemaran pun
menurun.
Sistem-sistem baru ini kini dipasarkan oleh
perusahaan-perusahaan terbesar dan paling canggih di dunia. Turbin putaran gabungan, misalnya, ditawarkan oleh
General Electric dan Siemens. Pembangkit tenaga yang menggunakan sistem putaran
gabungan ini bersama dengan cara-cara baru mengubah batubara menjadi gas, dan
dengan demikian menghilangkan sebagian besar pencemaran, antara lain adalah
Asea Brown, Boveri, Shell, Lurgi, dan Texaco. Pembuat sel bahan bakar atau
peralatan yang terkait misalnya adalah United Technologies, Fuji Electric,
Westinghouse, Siemens dan Toshiba.
Turbin angin dengan tingkat pencemaran nol yang
membangkitkan tenaga listrik dengan biaya sama atau kurang daripada batubara
dapat dibeli dari US Windpower dari Livermore, California, sedangkan sel tenaga
matahari dijual oleh lebih dari selusin perusahaan, termasuk antara lain
Siemens Solar, Accurex, Solarex, dan Texas Instruments.
Banyak negara kini memerintahkan atau menggalakkan
penyebaran temuan teknologi ini untuk mengurangi pencemaran udara. Belgia dan
Inggris telah menggunakan turbin angin, sedangkan Jerman dan Jepang tengah
mengembangkan fotovoltaik tenaga matahari. Gedung pembangkit tenaga yang
menggunakan sistem putaran gabungan lanjut bersamaan dengan sistem SCR kini
tengah dibangun di Jepang dan AS, sedangkan sel bahan bakar pra-komersial
digunakan di California, Jepang, Jerman, dan Belanda. Sementara itu minat untuk
mengurangi pencemaran melalui pendekatan yang berbeda mencegah pencemaran
melalui berbagai cara juga semakin meningkat.
m. Pencegahan Pencemaran.
Pakar ekonomi AS, Robert Hamrin, menyebut pencegahan
pencemaran sebagai "daya paling penting untuk membuat industri America
mempertimbangkan kembali dan mengubah proses produksi dan manajemen".
Sejak pertengahan 1990 hampir dua dari tiga perusahaan mengatakan mereka telah
mencanangkan tindakan-tindakan lingkungan yang penting. Perusahaan 3M,
misalnya, telah menghemat 530 juta dollar AS sejak 1975, ketika perusahaan itu
mulai menerapkan program "3P" (Pollution Prevention Pays) yang
artinya "mencegah pencemaran itu menguntungkan". Perusahaan bahan kimia itu telah mencegah lebih dari 575.000
ton pencemaran. Dari kasus suatu perusahaan, semboyan "pencegahan
pencemaran menjadi gaya hidup", sangat meningkatkan keuntungan dan daya
persaingan perusahaan tersebut.
Di salah satu pabrik farmasi 3M di California,
penggantian pelapis tablet berbahan dasar pelarut menjadi berbahan dasar air
telah menghemat 120.000 dollar AS setahun, dan sekaligus juga mengurangi
pencemaran udara. Di pabrik Du Pont di Beaumont, Texas, misalnya, suatu program
pencegahan pencemaran mengurangi emisi udara kurang lebih 27 juta kilo setahun,
sekaligus menghemat hampir 1 juta dollar AS biaya produksi tahunan. Kira-kira
1.200 perusahaan di AS secara sukarela menyatakan akan mengurangi hampir 160 juta
kilo dari 17 jenis zat kimia terpenting.
Badan Perlindungan Lingkungan AS (EPA) membuktikan bahwa
banyak perusahaan layanan masyarakat di AS adalah mitra yang antusias dalam
program-program untuk mengurangi pencemaran dengan cara menekan permintaan
listrik. Karena biaya pembangunan (konstruksi) dan modal terus melonjak,
perusahaan layanan masyarakat itu menjadi semakin tertekan untuk memenuhi
permintaan listrik yang terus meningkat melalui konservasi, yang biasanya
disebut "pengelolaan sisi permintaan" ("demand-side
management/DSM"). Dari perspektif lingkungan, DSM hanya merupakan cara
lain untuk menghentikan pencemaran dengan cara mencegahnya sejak awal. Tetapi
bagi perusahaan-perusahaan layanan masyarakat tersebut dan para pelanggan
mereka, DSM sangat populer karena tampaknya semua pihak menang.
Suatu kasus yang penting adalah pabrik General Foods di
Framingham, Massachusetts, yang memproduksi kurang lebih 76 juta liter es krim
setiap tahun. Sebagai konsumen listrik Boston-Edison urutan ke-55 terbesar,
ukuran, usia, dan ketakefektifan pabrik tersebut membuatnya menjadi sasaran
utama program "Kemitraan Efisiensi Energi" dari perusahaan layanan
masyarakat. Dalam program itu, Edison membantu perusahaan memperbaiki dan
memodernisasi perangkat peralatan, dan dengan demikian mengurangi konsumsi
energi mereka. Karena hukum negara bagian mengizinkan perusahaan Edison untuk
meminta ganti pembayaran program seperti itu ditambah keuntungan (dengan
sedikit kenaikan harga), maka perusahaan layanan masyarakat itu dapat menarik
keuntungan dari daya listrik yang tidak terjual yang disebut dengan
"negawatt".
Edison juga membantu perusahaan Kraft untuk mengembangkan
suatu program modernisasi yang komprehensif, mencakup perangkat pendingin tanpa
freon, motor yang sangat efisien untuk perangkat pasteurisasi dan homogenisasi,
serta suatu sistem pencahayaan dengan bola lampu hemat energi dan kendali
pencahayaan. Perangkat-perangkat ini mengurangi konsumsi energi sepertiganya,
dan dengan potongan harga Edison, perusahaan tersebut membayar program
modernisasi seharga 3,6 juta dollar AS itu dalam waktu 2 tahun. Ini merupakan
suatu kasus di mana semua pihak menang. Tindakan penghematan energi ini dapat
memperoleh kembali seluruh modalnya dalam dua tahun, dan setelah itu mulai
"mencetak" uang bagi Kraft. Boston-Edison juga menghemat uang karena
mereka dapat menghindari dibangunnya suatu pabrik pembangkit tenaga yang baru
dan mahal. Lingkungan juga diuntungkan karena pencemaran udara dan air secara
besar-besaran dapat dicegah. Kisah-kisah seperti ini terus dikumandangkan di
AS, dan bukan hanya mengenai layanan kelistrikan, tetapi jauh melebihi itu.
o. Sistem Berdasarkan Pasar.
Akhir-akhir ini, usaha pencegahan pencemaran berfokus
pada sasaran seluruh segmen ekonomi AS, dengan nama-nama yang semarak, seperti
"Golden Carrot" dan "Green Light". Semuanya itu menuntut
kecerdasan orang Amerika untuk menciptakan produk yang lebih bersih, lebih
baik, lebih cepat, dan lebih murah dan juga mengurangi pencemaran udara dalam
proses pembuatannya. "Green Light" diluncurkan oleh Badan
Perlindungan Lingkungan AS di tahun 1991 untuk mengurangi pencemaran dengan
cara menghemat energi untuk penerangan. Perusahaan patungan, perusahaan layanan
masyarakat, dan mitra kerja Pemerintah bersama-sama menandatangani kontrak
dengan EPA di mana mereka sepakat untuk memperbarui dan memperbaiki 90 persen
dari penerangan mereka dalam kurun waktu lima tahun setelah penandatanganan
kontrak. Karena penerangan memakan kurang lebih satu dari lima kilowatt listrik
yang dikonsumsi di AS, penurunan sedikit saja mampu mengurangi sejumlah besar
pencemaran udara dan air.
Dalam waktu kurang dari dua tahun, EPA telah menghimpun
lebih dari 650 partisipan, termasuk banyak perusahaan AS terbesar, mewakili hampir
279 juta meter persegi ruang kantor sekitar 3 persen dari jumlah ruang kantor
secara nasional. Para partisipan diharapkan mengurangi penggunaan listrik
mereka sebesar 12 miliar kilowatt jam per tahun, dan dengan demikian menghemat
870 juta dollar AS. Perusahaan Gilette, misalnya, memasang perlengkapan baru
pada 4.650 meter persegi fasilitasnya di California, dan menghemat 61 persen
dari tagihan energinya. EPA memperkirakan bahwa menjelang tahun 2000,
setidaknya 4,65 miliar meter persegi ruang fasilitas AS akan diperuntukkan bagi
program pencahayaan yang hemat energi, menghindari emisi jutaan karbon
dioksida, sulfur dioksida, dan oksida nitrogen.
Keberhasilan Green Lights telah menyebabkan timbulnya
program-program "berdasarkan pasar" yang lain. Salah satunya adalah
"Energy Star Computer", yang berusaha menciptakan pasar bagi komputer
yang daya listriknya secara otomatis akan "melemah" jika komputer
tidak digunakan; suatu teknologi yang awalnya digunakan untuk komputer laptop.
Temuan teknologi ini boleh dikatakan tak menambah harga komputer ini, tetapi
dapat menghemat konsumsi listrik sebesar 80 persen. Karena komputer saat ini menggunakan kurang lebih lima
persen dari penggunaan listrik komersial, maka pengurangan ini bukanlah
prestasi kecil. Program Energy Star telah terbukti begitu populer sehingga
mungkin akan menjadi standar industri de facto.
Barangkali program berdasarkan pasar yang paling
imajinatif adalah "Golden Carrot". Dalam program ini sejumlah
perusahaan layanan masyarakat dan pemerintah mengumpulkan dana untuk menawarkan
hadiah sebesar 30 juta dollar AS kepada perusahaan yang dapat memproduksi
massal lemari es rumah tangga yang bebas CFC dan superefisien. Karena lemari es
mengkonsumsi 20 persen dari seluruh daya listrik AS, dan mencapai sepertiga
penggunaan listrik di rumah tangga, penghematan yang dapat dicapai dengan
produk ini amat besar.
Perusahaan Whirlpool memenangkan kompetisi ini, dan kini
perhatian mulai dialihkan pada penerapan pendekatan ini terhadap pompa air,
mesin cuci, dan produk-produk lain yang padat energi.
BAB
III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan
uraian diatas, pencemaran udara selain disebabkan oleh aktifitas alam, juga
banyak disebabkan oleh aktifitas manusia. Dampak yang ditimbulkan pun sangat
merugikan. Untuk menanggulanginya bisa dilakukan secara teknis dan non-teknis.
Bisa juga dengan cara alternatif seperti yang diterapkan di luar negri.
3.2 SARAN
Untuk
mencegah terjadinya pencemaran udara yang lebih lanjut hendaknya kita semua
ikut menjaga kebersihan udara dan meminimalkan pencemaran udara, misalnya tidak
memakai kendaraan bermotor yang sudah tua, tidak membuang gas yang berbahaya
secara sembarangan terutama bagi kegiatan industri, dan lain sebagainya agar
kebersihan udara tetap terjaga.
DAFTAR PUSTAKA
Sugiarto,
Teguh. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam untuk
SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Ismawati,
Eny. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam untuk
SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
http://putraprabu.wordpress.com/2008/12/13/partikulat-pm/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar