Selasa, 23 Februari 2016

Makalah : Usaha Penanggulangan Dampak Pencemaran Udara

BAB I
PENDAHULUAN

1.1     LATAR BELAKANG
          Udara merupakan bagian yang sangat penting bagi kehidupan seluruh makhluk hidup di seluruh muka bumi. Udara yang bersih sangat didambakan oleh semua makhluk hidup, terutama manusia. Namun dengan meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri, kualitas udara telah mengalami perubahan.
          Kehadiran polutan-polutan di dalam udara, umumnya berasal dari aktifitas manusia. Jarang terjadi secara alamiah. Aktifitas-aktifitas manusia itulah yang merombak lingkungan karena perkembangan budaya yang sangat pesat, yang timbal balik penggunaan tekhnologi baru serta konsumtif yang berlebihan. Hasil-hasil pembakaran dari kendaraan bermotor, pabrik-pabrik dan pemanasan atau kegiatan masak-memasak di rumah merupakan sumber terbesar dari pada pencemaran udara yang disebabkan oleh aktifitas manusia.
          Udara yang dulunya segar kini kering dan kotor. Hal ini dapat menimbulkan berbagai masalah. Manusia akan mudah terserang gangguan pernafasan dan penyakit paru-paru. Pencemaran udara juga dapat mempercepat laju pemanasan global, yang salah satu dampaknya yaitu mencairnya es di kutub.
          Namun sekarang kota-kota dan bangsa-bangsa di seluruh dunia sudah mulai menerapkan berbagai strategi yang dapat mengatasi masalah pencemaran udara dengan baik. Strateg itu mulai dari larangan parkir dan hari tanpa mengemudi sampai program ketat dan berkekuatan hukum untuk memasang kendali pencemaran yang canggih di pusat-pusat pembangkit tenaga. Hanya sedikit usaha ini yang mencapai keberhasilan sempurna, tetapi banyak juga yang cukup berhasil bahkan begitu berhasilnya sampai terkadang tidak mendapat perhatian.

1.2     RUMUSAN MASALAH
a.    Apa saja jenis bahan pencemar udara?
b.    Apa saja sumber pencemaran udara?
c.    Apa dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran udara?
d.   Bagaimana cara penanggulangan dampak pencemaran udara?

1.3     TUJUAN
Untuk mengetahui sejauh mana dampak pencemaran udara dan bagaimana cara penanggulangannya.

BAB II
ISI / PEMBAHASAN

2.1     PENGERTIAN PENCEMARAN UDARA
          Pencemaran udara adalah masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan pada kesehatan manusia secara umum serta menurunkan kualitas lingkungan.
          Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah RI No. 41 tahun 1999 mengenai Pengendalian Pencemaran udara, yang dimaksud dengan pencemaran udara adalah masuknya atau dimaksuknya zat, energi dan/atau komponen lain ke dalam udara ambient oleh kegiatan manusia sehingga mutu udara ambient turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara ambient tidak memenuhi fungsinya.

2.2     JENIS BAHAN PENCEMAR UDARA
a.    Karbon Monoksida.
WHO telah membuktikan bahwa karbon monoksida yang secara rutin mencapai tingkat tak sehat di banyak kota dapat mengakibatkan kecilnya berat badan janin, meningkatnya kematian bayi dan kerusakan otak, bergantung pada lamanya seorang wanita hamil terpajan, dan bergantung pada kekentalan polutan di udara. Asap kendaraan merupakan sumber hampir seluruh karbon monoksida yang dikeluarkan di banyak daerah perkotaan.
b.    Nitrogen Oksida.
Nitrogen oksida yang terjadi ketika panas pembakaran menyebabkan bersatunya oksigen dan nitrogen yang terdapat di udara memberikan berbagai ancaman bahaya. Zat nitrogen oksida ini sendiri menyebabkan kerusakan paru-paru.
c.    Sulfur Dioksida.
          Emisi sulfur dioksida terutama timbul dari pembakaran bahan bakar fosil yang mengandung sulfur terutama batubara yang digunakan untuk pembangkit tenaga listrik atau pemanasan rumah tangga.
d.   Benda Partikulat.
          Zat ini sering disebut sebagai asap atau jelaga; benda-benda partikulat ini sering merupakan pencemar udara yang paling kentara, dan biasanya juga paling berbahaya. Sebagian benda partikulat keluar dari cerobong pabrik sebagai asap hitam tebal, tetapi yang paling berbahaya adalah "partikel-partikel halus" butiran-butiran yang begitu kecil sehingga dapat menembus bagian terdalam paru-paru.
e.    Hidrokarbon.
          Zat ini kadang-kadang disebut sebagai senyawa organik yang mudah menguap ("volatile organic compounds/VOC"), dan juga sebagai gas organic reaktif ("reactive organic gases/ROG"). Hidrokarbon merupakan uap bensin yang tidak terbakar dan produk samping dari pembakaran tak sempurna. Jenis-jenis hidrokarbon lain, yang sebagian menyebabkan leukemia, kanker, atau penyakit-penyakit serius lain, berbentuk cairan untuk cuci-kering pakaian sampai zat penghilang lemak untuk industri.
f.     Ozon atau Asap Kabut Fotokimiawi.
          Ozon, terdiri dari beratus-ratus zat kimiawi yang terdapat dalam asap kabut, terbentuk ketika hidrokarbon pekat di perkotaan bereaksi dengan oksida nitrogen. Tetapi, karena salah satu zat kimiawi itu, yaitu ozon, adalah yang paling dominan, pemerintah menggunakannya sebagai tolok ukur untuk menetapkan konsentrasi oksidan secara umum. Ozon merupakan zat oksidan yang begitu kuat (selain klor) sehingga beberapa kota menggunakannya sebagai disinfektan pasokan air minum.
g.    Timah.
          Logam berwarna kelabu keperakan yang amat beracun dalam setiap bentuknya ini merupakan ancaman yang amat berbahaya bagi anak di bawah usia 6 tahun, yang biasanya mereka telan dalam bentuk serpihan cat pada dinding rumah. Logam berat ini merusak kecerdasan, menghambat pertumbuhan, mengurangi kemampuan untuk mendengar dan memahami bahasa, dan menghilangkan konsentrasi. Zat-zat ini mulai dari asbes dan logam berat (seperti kadmium, arsenik, mangan, nikel dan zink) sampai bermacam-macam senyawa organik (seperti benzene dan hidrokarbon lain dan aldehid.

2.3     SUMBER PENCEMARAN UDARA
          Terdapat 2 jenis pencemar  yaitu sebagai berikut :
a.    Zat pencemar primer.
          Yaitu zat kimia yang langsung mengkontaminasi udara dalam konsentrasi yang membahayakan. Zat tersebut bersal dari komponen udara alamiah seperti karbon dioksida, yang meningkat diatas konsentrasi normal, atau sesuatu yang tidak biasanya, ditemukan dalam udara, misalnya timbal.
          Sumber bahan pencemar primer dapat dibagi lagi menjadi dua golongan besar:
1)   Sumber alamiah.
Beberapa kegiatan alam yang bisa menyebabkan pencemaran udara adalah kegiatan gunung berapi, kebakaran hutan, kegiatan mikroorganisme, dan lain-lain. Bahan pencemar yang dihasilkan umumnya adalah asap, gas-gas, dan debu.
2)   Sumber buatan manusia.
Kegiatan manusia yang menghasilkan bahan-bahan pencemar bermacam-macam antara lain adalah kegiatan-kegiatan berikut :
a)    Pembakaran, seperti pembakaran sampah, pembakaran pada kegiatan rumah tangga, industri, kendaraan bermotor, dan lain-lain. Bahan-bahan pencemar yang dihasilkan antara lain asap, debu, grit (pasir halus), dan gas (CO2 dan NO2).
b)   Proses peleburan, seperti proses peleburan baja, pembuatan soda,semen, keramik, aspal. Sedangkan bahan pencemar yang dihasilkannya antara lain adalah debu, uap dan gas-gas.
c)    Pertambangan dan penggalian, seperti tambang mineral and logam. Bahan pencemar yang dihasilkan terutama adalah debu.
d)   Proses pengolahan dan pemanasan seperti pada proses pengolahan makanan, daging, ikan, dan penyamakan. Bahan pencemar yang dihasilkan terutama asap, debu, dan bau.
e)    Pembuangan limbah, baik limbah industri maupun limbah rumah tangga. Pencemarannya terutama adalah dari instalasi pengolahan air buangannya. Sedangkan bahan pencemarnya yang teruatam adalah gas H2S yang menimbulkan bau busuk.
f)    Proses kimia, seperti pada proses fertilisasi, proses pemurnian minyak bumi, proses pengolahan mineral. Pembuatan keris, dan lain-lain. Bahan-bahan pencemar yang dihasilkan antara lain adalah debu, uap dan gas-gas
g)   Proses pembangunan seperti pembangunan gedung-gedung, jalan dan kegiatan yang semacamnya. Bahan pencemarnya yang terutama adalah asap dan debu.
h)   Proses percobaan atom atau nuklir. Bahan pencemarnya yang terutama adalah gas-gas dan debu radioaktif.
b.    Zat pencemar sekunder.
          Yaitu zat kimia berbahaya yang terbentuk di atmosfer melalui reaksi kimia antar komponen-komponen udara.

2.4     DAMPAK PENCEMARAN UDARA

a.    Dampak Terhadap Kesehatan.

          Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem pernapasan. Jauhnya penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh bergantung kepada jenis pencemar. Partikulat berukuran besar dapat tertahan di saluran pernapasan bagian atas, sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas dapat mencapai paru-paru. Dari paru-paru, zat pencemar diserap oleh sistem peredaran darah dan menyebar ke seluruh tubuh.
          Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISNA (infeksi saluran napas atas), termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan pernapasan lainnya. Beberapa zat pencemar dikategorikan sebagai toksik dan karsinogenik.
          Memperkirakan dampak pencemaran udara di Jakarta yang berkaitan dengan kematian prematur, perawatan rumah sakit, berkurangnya hari kerja efektif, dan ISNA pada tahun 1998 senilai dengan 1,8 trilyun rupiah dan akan meningkat menjadi 4,3 trilyun rupiah di tahun 2015.

b.    Dampak Terhadap Tanaman.

          Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi dapat terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lain klorosis, nekrosis, dan bintik hitam. Partikulat yang terdeposisi di permukaan tanaman dapat menghambat proses fotosintesis.

c.     Terjadinya Hujan Asam.

          pH biasa air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar udara seperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan pH air hujan.
          Dampak dari hujan asam ini antara lain:
1)   Mempengaruhi kualitas air permukaan.
2)   Merusak tanaman.
3)   Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga memengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan.
4)   Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan.

d.   Meningkatnya Suhu Bumi Karena Efek Rumah Kaca

          Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon, dan N2O di lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh permukaan bumi. Akibatnya panas terperangkap dalam lapisan troposfer dan menimbulkan fenomena pemanasan global.
          Dampak dari pemanasan global adalah:
1)   Pencairan es di kutub.
2)   Perubahan iklim regional dan global.
3)   Perubahan siklus hidup flora dan fauna.

e.    Kerusakan Lapisan Ozon.

          Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km) merupakan pelindung alami bumi yang berfungsi memfilter radiasi ultraviolet B dari matahari. Pembentukan dan penguraian molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara alami di stratosfer. Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat dari pembentukannya.

2.5     USAHA PENANGULANGAN DAMPAK PENCEMARAN UDARA
          Karena pencemaran lingkungan mempunyai dampak yang sangat luas dan sangat merugikan manusia maka perlu diusahakan pengurangan pencemaran lingkungan atau bila mungkin meniadakannya sama sekali. Usaha untuk mengurangi dan menanggulangi pencemaran tersebut ada 2 macam cara utama , yakni :
a.    Penanggulangan Secara Non-teknis.
          Dalam usaha mengurangi dan menanggulangi pencemaran istilah penanggulangan secara non-teknis, adalah suatu usaha untuk mengurangi dan menanggulangi pencemaran lingkungan dengan cara menciptakan peraturan perundangan yang dapat merencanakan, mengatur dan mengawasi segala macam bentuk kegiatan industri dan teknologi sedemikian rupa sehingga tidak terjadi pencemaran lingkungan.
          Peraturan perundangan yang dimaksudkan hendaknya dapat memberikan gambaran secara jelas tentang kegiatan industri dan teknologi yang akan dilaksanakan disuatu tempat yang antara lain meliputi :
1)   Penyajian Informasi Lingkungan (PIL).
2)   Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
3)   Perencanaan Kawasan Kegiatan Industri dan Teknologi.
4)   Pengaturan dan Pengawasan Kegiatan.
5)   Menanamkan Perilaku Disiplin.

b.    Penanggulangan Secara Teknis.
          Apabila berdasarkan kajian Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) ternyata bisa diduga bahwa mungkin akan timbul pencemaran lingkungan, maka langkah berikutnya adalah memikirkan penanggulangan secara teknis. Banyak macam dan cara yang dapat ditempuh dalam penanggulangan secara teknis. Adapun kriteria yang digunakan dalam penanggulangan secara teknis tergantung pada faktor berikut:
1)   Mengutamakan keselamatan lingkungan.
2)   Teknologinya telah dikuasai dengan baik.
3)   Secara teknis dan ekonomis dapat dipertanggung-jawakan.
          Berdasarkan kriteria diatas diperoleh beberapa cara dalam hal penanggulangan secara teknis, antara lain adalah sebagai berikut :
1)   Mengubah proses.
2)   Menggantikan sumber energi.
3)   Mengelola limbah.
4)   Menambah alat bantu.
          Keempat macam penanggulangan secara teknis tersebut diatas dapat berdiri sendiri-sendiri, atau bila dipandang perlu dapat pula dilakukan secara bersam-sama, tergantung kepada kajian dan kenyataan yang sebenarnya.
          Jadi secara garis besar,pencemaran udara dapat ditanggulangi dengan cara sebagai berikut :
1)   Untuk mengurangi pencemaran udara dari gas CO2, para ahli motor dan industria merancang katalis yang disebut Catalytik Converter yang digunakan pada cerobong asap (knalpot), yang berfungsi mengubah CO2 dan NO2 menjadi gas yang tidak beracun.
2)   Mengurangi Konsentrasi CO2 diatmosfer, berdasarkan siklus CO2 dan O2, maka diperlukan pelaksanaan pengelolahan hutan dengan system tebang tanam, memperluas hutan konservasi, penghijauan pegunungan gundul, gerakan menanam pohon belakang rumah dan memperbanyak taman kota.
3)   Menggunakan bahan bakar anti polusi, misalnya kendaraan dengan tenaga listrik dari surya atau bahan bakar dari jenis alkohol.
4)   Pabrik yang mengeluarkan asap membuat cerobong asap yang tinggi agar gas pencemarnya keluar ke lingkunganberbaur dengan angin.
5)   Lokasi pabrik sebaiknya jauh dari pemukiman penduduk.
          Selain usaha-usaha yang telah diuraikan diatas, masih terdapat banyak usaha alternatif yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak pencemaran udara. Beberapa usaha yang terkait dengan kendaraan bermotor yang memberikan kontribusi sangat besar dalam pencemaran udara yaitu antara lain:
a.    Larangan Masuk.
          Pada tahun 1977 Buenos Aires melarang kendaraan pribadi memasuki jalan-jalan pusat keramaian kota dari pukul 10 pagi sampai 7 malam pada hari-hari kerja. Bus dan taksi diperbolehkan hanya pada beberapa jalan tertentu. Larangan ini mengatasi kepadatan lalu lintas dan pencemaran udara yang disebabkan oleh satu juta orang yang memadati pusat kota Buenos Aires setiap hari kerja.
          Pada awalnya barikade polisi digunakan untuk melaksanakan larangan ini, saat ini rambu-rambu kecil yang menjelaskan kebijaksanaan ini sudah memadai. Larangan bagi mobil secara sebagian atau total sudah pula diberlakukan di sebagian besar kota besar Italia, termasuk Roma, Florensia, Napoli, Bologna, dan Genoa dan di kota-kota kecil. Dari pukul 7.30 pagi sampai 7.30 malam, hanya bus, taksi, kendaraan pengirim barang, dan mobil-mobil pemilik rumah di daerah itu yang boleh memasuki daerah pusat Roma dan Florensia. Larangan serupa juga diberlakukan di Athena, Amsterdam, Barcelona, Budapest, Kota Mekiko, dan Munich. Dalam waktu sepuluh tahun mendatang Bordeaux, Prancis, berniat menghapus kendaraan bermotor dari separo jalan-jalan di kota ini, dan memberikan jalan-jalan itu pada para pejalan kaki dan pengendara sepeda.
b.    Larangan Parkir.
          Larangan parkir membatasi jumlah mobil yang boleh parkir di suatu daerah, tapi tidak berpengaruh apapun pada jumlah mobil yang boleh lewat. Salah satu cara untuk mengatasi masalah yang diakibatkan oleh berlimpahnya kendaraan adalah sama sekali melarang semua kendaraan memasuki pusat-pusat kota. "Zona bebas mobil", sebagai suatu cara untuk mengurangi pencemaran udara, menggalakkan pariwisata, dan meningkatkan kualitas kehidupan, akhir-akhir ini semakin populer di Eropa. Pengalaman yang terjadi di AS lebih terbatas; zona pembatasan mobil biasanya hanya berlaku pada daerah pariwisata atau pertokoan kecil, dan hanya berdampak kecil pada pola transportasi kota secara keseluruhan.
c.    "Sel" Lalu Lintas.
          Gothenburg, Swedia, membagi pusat kotanya menjadi lima sektor berbentuk "pastel" pada 1970 sebagai suatu cara untuk membatasi lalu lintas yang lewat dan menggalakkan transportasi umum. Kendaraan darurat, angkutan lokal masal, sepeda dan moped dapat melintas dari satu zona ke zona lain, tapi mobil tidak dapat. Berkurangnya kepadatan di pusat kota Gothenburg telah menimbulkan layanan transit yang lebih baik dan tingkat kecelakaan yang lebih rendah. Pendekatan yang disebut "sel lalu lintas" ini, yang berasal dari Bremen, Jerman, juga digunakan di Groningen, Belanda, dan Besancon, Prancis.
d.   Hari Tanpa Mengemudi.
          Pada akhir 1991, Roma, Milano, Napoli, Turino, dan tujuh kota lain di Italia mencanangkan "perang" terhadap pencemaran dengan cara membatasi jumlah mobil di jalan. Dalam peraturan ini, mobil berplat nomor ganjil dilarang berjalan di satu hari, sedang mobil berplat nomor genap dilarang berjalan hari berikutnya. Banyak pengemudi yang merasa jengkel dengan adanya kekangan dan larangan atas hak mereka untuk mengemudi, lalu mengabaikan aturan genap-ganjil ini. Dalam satu hari saja di bulan Desember, para polisi lalu lintas mencatat 12. 983 pelanggaran, menilang para pelanggar aturan yang mengemudi di hari yang salah, atau yang mengubah plat nomor kendaraan mereka. Namun demikian, dengan penggalakan peraturan secara keras, menteri lingkungan hidup Italia yakin larangan mengemudi berseling hari itu dapat mengurangi polusi sebesar 20 sampai 30 persen.
          Pemerintah kota Los Angeles, California, telah mempunyai peraturan yang mirip dengan yang di Italia. Bahkan telah disusun suatu rencana kontroversial untuk membantu memenuhi standar Undang-undang Udara Bersih yang baru. Mulai tahun 2000, "hari-hari tanpa mengemudi" akan diberlakukan di Los Angeles sebagai jalan keluar terakhir untuk menurunkan kadar ozon dan karbon monoksida. Jika rencana ini dijalankan, maka setiap pengemudi harus meninggalkan kendaraan mereka di rumah satu hari setiap minggu, bergantung pada plat nomor kendaraan mereka.
e.    Bersepeda.
          Sebagai bentuk transportasi yang paling lazim di dunia, bersepeda kini mulai "naik daun", sejalan dengan usaha pemerintah beberapa negara untuk menggalakkan bersepeda melalui program khusus. Jumlah sepeda di planet ini lebih dari 800 juta, hampir dua kali jumlah kendaraan umum, tetapi untuk lebih menggalakkan kegiatan bersepeda, negara-negara seperti Belanda, Denmark, Belgia, dan Jerman mengembangkan jaringan jalan untuk sepeda, masing-masing dengan hak guna jalan yang terpisah dari jalan mobil. Tempat parkir yang terpisah, persewaan sepeda dengan uang jaminan yang akan dikembalikan, bahkan garasi khusus sepeda, semuanya diusahakan untuk lebih menggalakkan kegiatan bersepeda. Program semacam itu mempunyai dampak amat besar terhadap cara orang melihat pilihan yang mereka miliki untuk sarana transportasi. Misalnya, kegiatan bersepeda di Erlangen, Jerman, meningkat dua kali lipat setelah jalan sepeda sepanjang 160 km selesai dibangun. Banyak kota di Cina memiliki jalan sepeda selebar lima atau enam jalur. Sesungguhnyalah, sepeda amat penting di Cina, dan pemantauan lalu lintas di kota Tianjin telah mendata lebih dari 50.000 sepeda melintas di satu persimpangan jalan dalam waktu satu jam.
f.     Jam Kerja Lentur.
          Selama Olimpiade Musim Panas tahun 1984, Los Angeles menggilir jam kerja, dan dengan demikian menurunkan pencemaran udara ke titik terendah selama beberapa waktu terakhir ini. Sekarang banyak kota mencari jalan untuk menghambat pencemaran udara dengan cara memulai jam kerja atau sekolah satu atau dua jam lebih awal, atau dengan mengakhirinya lebih awal, dan dengan demikian mengurangi kepadatan lalu lintas. Kota-kota lain mengusulkan empat hari kerja seminggu sebagai cara lain mengurangi kemacetan lalu lintas. Misalnya di kantor PU Los Angeles para karyawan bekerja 10 jam sehari dari Senin sampai Kamis. Pada hari Jumat seluruh gedung ditutup, dan hal ini tidak saja mengurangi asap kabut dan kemacetan, tapi juga menghemat biaya operasi 1,7 juta dollar AS setahun.
g.    Kerja Jarak Jauh (Telecommuting).
          Suatu strategi lain, yaitu cara "kerja jarak jauh", atau mengizinkan karyawan bekerja di rumah dengan menggunakan telepon dan komputer, akan mengurangi biaya tambahan kantor dan sekaligus menghemat waktu dan uang para karyawan. Para pegawai di Los Angeles berharap akan mengurangi 3 juta perjalanan ke tempat kerja dengan adanya program kerja di rumah dan kerja jarak jauh. Pusat Penelitian Masa Depan meramalkan bahwa lima juta orang Amerika memiliki pekerjaan yang berhubungan dengan komputer dan dapat dikerjakan di rumah menjelang tahun 1993. Dan dari suatu studi yang dilakukan oleh Asosiasi Pemerintahan California Selatan ditemukan bahwa jika satu dari delapan karyawan memilih untuk bekerja di rumah, atau di stasiun kerja "satelit" yang dihubungkan secara elektronis dengan kantor pusat, maka kemacetan lalu lintas di jalan-jalan raya daerah tersebut dapat dikurangi hampir sepertiganya.
h.    Pemeriksaan dan Pemeliharaan.
          Program pemeriksaan dan pemeliharaan kendaraan yang dilaksanakan secara keras untuk memastikan kepatuhan masyarakat merupakan suatu pelengkap yang penting dalam penetapan standar emisi. Pengotak-atikan dan pemeliharaan yang buruk dapat dengan cepat membuat pengendalian emisi menjadi tidak efektif. Usia juga cenderung menurunkan kinerja perangkat polusi. Karena itu program untuk menghapus kendaraan tua dari jalan dengan menawarkan suatu imbalan mungkin dapat sangat mengurangi emisi kendaraan.
i.      Pembangkit Tenaga Listrik.
          Pusat pembangkit tenaga listrik sudah lama dianggap mahal dan sulit dikendalikan oleh banyak negara, dan kini semakin sering menjadi sasaran bagi teknologi dan praktek-praktek baru, dan dengan alasan yang baik pula: Karena di samping kendaraan bermotor, fasilitas ini merupakan sumber terbesar pencemaran udara. Di AS misalnya, pembangkit tenaga listrik mengeluarkan hampir dua pertiga dari seluruh sulfur dioksida, dan hampir sepertiga dari seluruh oksida nitrogen. Walaupun ada data tentang polutan-polutan lain, namun data itu hampir pasti juga berlaku bagi emisi-emisi lain, terutama partikulat dan logam berat, dan secara tidak langsung ozon. Penggunaan listrik mungkin sekali akan terus meningkat secara global, karena permintaan akan listrik meningkat sebanyak 10 persen tiap tahun di beberapa negara, dan itu berarti suatu penggandaan konsumsi setiap kira-kira tujuh tahun.
          Dampak dari polusi sebanyak itu sulit diketahui karena banyak pembangkit tenaga listrik kini membuat "tall stacks" cerobong asap yang bisa mencapai tinggi 396 meter dengan maksud menebarkan pencemarannya seluas ratusan kilometer persegi. Hasilnya adalah penurunan mutu udara yang meluas dan sulit diukur di suatu daerah yang luas, dan itu mempersulit penyusunan hubungan sebab-akibat antara pencemaran udara dan penyakit manusia. Akan tetapi, studi besar-besaran yang dibiayai pemerintah (antara lain satu studi di AS memakan biaya 600 juta dollar selama 10 tahun) telah dengan jelas menghubungkan polusi pembangkit tenaga dengan kerusakan lingkungan yang meluas sungai-sungai dan danau-danau asam, selain hutan-hutan yang hampir mati, misalnya. Studi kesehatan baru-baru ini, yang juga mengambil data dari populasi yang luas, telah mulai menarik hubungan antara pencemaran udara dan kematian manusia yang mulai menunjukkan bahwa di AS saja pencemaran zat-zat partikulat menyebabkan lebih dari 50.000 orang meninggal tiap tahun.
          Jadi pemerintah beberapa negara pada 1990-an mulai memusatkan perhatian pada pusat pembangkit tenaga listrik sebagai sumber pencemaran udara yang relatif mudah dikendalikan, sebagaimana pandangan pemerintah pada 1970 dan 1980-an terhadap kendaraan bermotor.
          Seperti halnya dengan mobil, truk dan bus, cara untuk mengendalikan pencemaran udara dari sumber pembangkit tenaga berkisar dari bahan bakar baru batubara yang lebih rendah kadar sulfurnya, misalnya sampai teknologi seperti "penggosok" cerobong asap, yang mengurangi emisi sulfur dioksida penyebab utama hujan asam sampai 90 persen atau lebih. Sekali lagi, sebagaimana teknologi baru menjanjikan eliminasi pencemaran kendaraan bermotor, sistem lain dapat membuahkan hasil yang sama dari pembangkit tenaga listrik: turbin angin, misalnya, dapat menghasilkan tenaga dengan biaya yang sama dengan batubara bahan bakar fosil yang paling murah dan paling kotor tetapi tanpa pencemaran udara sama sekali.
          Potensi untuk mengurangi pencemaran udara dengan memasangkan alat pengendali pencemaran suatu pendekatan analog dengan penggunaan alat pengubah berkatalis pada mobil dapat dilihat dari sukses besar yang terjadi di Jerman. Di negara itu, pada 1980 dan 1981 masyarakat dikejutkan oleh "Waldsterben" atau kematian hutan. Karena merasakan adanya hubungan yang hampir mistis dengan hutannya, mulai dari Hutan Hitam sampai hutan-hutan Linden yang indah di Berlin, dan karena keyakinan bahwa pencemaran udara akan memusnahkan hutan-hutan tersebut, maka pemerintah Jerman memerintahkan pengelola pembangkit tenaga listrik untuk mengurangi emisi sampai 90 persen atau lebih dalam jangka waktu enam tahun. Program ini menelan biaya sekitar 21 miliar Deutschmark (12, 6 miliar dolar AS), tetapi mencapai hasil yang diharapkan, yaitu mengurangi emisi sulfur dioksida secara nasional sampai setengahnya.
          Dalam proses ini, Jerman menjadi pelopor dunia dalam pembuatan sistem penggosok dan pengurangan katalis selektif ("selective catalyc reduction/SCR"), yang dapat mengurangi 90 persen atau lebih nitrogen oksida yang menyebabkan asap kabut dan hujan asam. Pusat-pusat pembangkit tenaga listrik di Jerman telah ditingkatkan, dan efisiensinya meningkat sampai 12 persen. Di seluruh dunia, sistem penggosok telah dipasang atau sedang dibuat di sumber-sumber pembangkit tenaga, dengan menghasilkan daya listrik sebesar kurang lebih 104.500 megawatt, menurut Badan Energi Internasional.
j.      Teknologi Baru.
          Sejumlah teknologi yang lebih baru menjanjikan pengurangan emisi cukup besar bila dibandingkan dengan sistem-sistem yang ada saat ini. Dengan beroperasi menggunakan zat hidrogen, beberapa temuan mutakhir ini bahkan dapat mencapai tingkat emisi nol, atau sangat mendekati nol, sampai selisihnya tak dapat diukur dengan piranti yang ada sekarang.
          Bahkan bila dioperasikan dengan bahan bakar fosilpun, seperti gas alam, temuan-temuan itu masih mampu mencapai tingkat emisi nol untuk polutan-polutan tertentu, dan mendekati nol untuk beberapa jenis polutan lain.
          Teknologi sumber daya stasioner ini meliputi: turbin putar gabungan ("combined-cycle turbines"). Turbin putaran gabungan yang dihidupkan dengan pembakaran gas ("gas-fired combined-cycle turbines") dapat membangkitkan tenaga listrik yang mengurangi pencemaran udara sebesar 50 sampai 99 persen bila dibandingkan dengan sumber-sumber pembangkit tenaga yang membakar batubara. (Dalam sistem putaran gabungan, bahan bakar digunakan untuk menjalankan dua turbin, satu mendapat daya dari gas pembakaran panas, lainnya dari uap suatu konsep yang serupa dengan penggunaan bensin untuk menghidupkan mesin mobil Anda, lalu menggunakan asap knalpotnya untuk menghidupkan mesin lain). Karena berbahan bakar gas alam, maka sistem ini tidak menghasilkan emisi sulfur dioksida atau benda partikulat. Jika sistem ini dilengkapi dengan sistem pengendali pencemaran SCR yang canggih itu, maka emisi oksida nitrogen hanya sepersepuluhnya (atau kurang) dari emisi pembangkit tenaga yang lain.
k.    Turbin Derivatif Pesawat Udara.
          Sistem putaran gabungan seperti di atas dapat memakan waktu bertahun-tahun untuk membuatnya, dan memakan biaya ratusan juta dollar. Untungnya, ada sistem lain yang lebih kecil dan lebih murah, yang dikenal dengan nama turbin derivatif udara karena turbin itu didasarkan pada mesin jet yang digunakan pada pesawat Boeing 747 dan pesawat-pesawat modern lain. Sumber pembangkit tenaga yang menggunakan turbin derivatif pesawat udara dapat dibangun dengan biaya lebih kecil, dan dalam waktu bulanan, tidak sampai bertahun-tahun. Lebih baik lagi, turbin-turbin itu secara teoretis dapat mengurangi pencemaran udara bahkan karbon dioksida yang sulit dikurangi sampai 20-90 persen lagi.
l.      Sel Bahan Bakar.
          Walaupun sel-sel bahan bakar (yaitu perangkat untuk mengubah bahan bakar menjadi listrik secara kimiawi, mirip baterai) baru saja memasuki pasaran, namun model-model mutakhirnya dapat mencapai efisiensi sekitar 40 persen lebih dari dua kali lipat tingkat efisiensi mesin mobil rata-rata, dan jauh lebih tinggi daripada pembangkit tenaga listrik konvensional. Sekali lagi, karena sel-sel itu beroperasi dengan menggunakan gas alam atau bahan bakar yang bersih lainnya, maka emisi sulfur dioksida dan benda-benda partikulatnya nol. Lebih jauh sel-sel bahan bakar ini sangat ringkas beberapa di antaranya tidak lebih besar daripada mesin foto kopi selebar meja dan boleh dikatakan tak bersuara, sehingga sel-sel ini dapat dibangun di tengah-tengah perkantoran, pabrik, bahkan rumah.
          Baik turbin derivatif pesawat udara maupun sel bahan bakar dapat diperluas kegunaannya dalam penggunaan gabungan panas dan tenaga sehingga energi tidak terbuang sia-sia, melainkan dapat digunakan untuk menghangatkan atau mendinginkan ruangan, atau membangkitkan tenaga uap untuk pengoperasian proses industri. Efisiensi total meningkat sampai 80 atau bahkan 90 persen, hampir tiga kali tingkat efisiensi saat ini, dan dengan demikian pencemaran pun menurun.
          Sistem-sistem baru ini kini dipasarkan oleh perusahaan-perusahaan terbesar dan paling canggih di dunia. Turbin putaran gabungan, misalnya, ditawarkan oleh General Electric dan Siemens. Pembangkit tenaga yang menggunakan sistem putaran gabungan ini bersama dengan cara-cara baru mengubah batubara menjadi gas, dan dengan demikian menghilangkan sebagian besar pencemaran, antara lain adalah Asea Brown, Boveri, Shell, Lurgi, dan Texaco. Pembuat sel bahan bakar atau peralatan yang terkait misalnya adalah United Technologies, Fuji Electric, Westinghouse, Siemens dan Toshiba.
          Turbin angin dengan tingkat pencemaran nol yang membangkitkan tenaga listrik dengan biaya sama atau kurang daripada batubara dapat dibeli dari US Windpower dari Livermore, California, sedangkan sel tenaga matahari dijual oleh lebih dari selusin perusahaan, termasuk antara lain Siemens Solar, Accurex, Solarex, dan Texas Instruments.
          Banyak negara kini memerintahkan atau menggalakkan penyebaran temuan teknologi ini untuk mengurangi pencemaran udara. Belgia dan Inggris telah menggunakan turbin angin, sedangkan Jerman dan Jepang tengah mengembangkan fotovoltaik tenaga matahari. Gedung pembangkit tenaga yang menggunakan sistem putaran gabungan lanjut bersamaan dengan sistem SCR kini tengah dibangun di Jepang dan AS, sedangkan sel bahan bakar pra-komersial digunakan di California, Jepang, Jerman, dan Belanda. Sementara itu minat untuk mengurangi pencemaran melalui pendekatan yang berbeda mencegah pencemaran melalui berbagai cara juga semakin meningkat.
m.  Pencegahan Pencemaran.
          Pakar ekonomi AS, Robert Hamrin, menyebut pencegahan pencemaran sebagai "daya paling penting untuk membuat industri America mempertimbangkan kembali dan mengubah proses produksi dan manajemen". Sejak pertengahan 1990 hampir dua dari tiga perusahaan mengatakan mereka telah mencanangkan tindakan-tindakan lingkungan yang penting. Perusahaan 3M, misalnya, telah menghemat 530 juta dollar AS sejak 1975, ketika perusahaan itu mulai menerapkan program "3P" (Pollution Prevention Pays) yang artinya "mencegah pencemaran itu menguntungkan". Perusahaan bahan kimia itu telah mencegah lebih dari 575.000 ton pencemaran. Dari kasus suatu perusahaan, semboyan "pencegahan pencemaran menjadi gaya hidup", sangat meningkatkan keuntungan dan daya persaingan perusahaan tersebut.
          Di salah satu pabrik farmasi 3M di California, penggantian pelapis tablet berbahan dasar pelarut menjadi berbahan dasar air telah menghemat 120.000 dollar AS setahun, dan sekaligus juga mengurangi pencemaran udara. Di pabrik Du Pont di Beaumont, Texas, misalnya, suatu program pencegahan pencemaran mengurangi emisi udara kurang lebih 27 juta kilo setahun, sekaligus menghemat hampir 1 juta dollar AS biaya produksi tahunan. Kira-kira 1.200 perusahaan di AS secara sukarela menyatakan akan mengurangi hampir 160 juta kilo dari 17 jenis zat kimia terpenting.
          Badan Perlindungan Lingkungan AS (EPA) membuktikan bahwa banyak perusahaan layanan masyarakat di AS adalah mitra yang antusias dalam program-program untuk mengurangi pencemaran dengan cara menekan permintaan listrik. Karena biaya pembangunan (konstruksi) dan modal terus melonjak, perusahaan layanan masyarakat itu menjadi semakin tertekan untuk memenuhi permintaan listrik yang terus meningkat melalui konservasi, yang biasanya disebut "pengelolaan sisi permintaan" ("demand-side management/DSM"). Dari perspektif lingkungan, DSM hanya merupakan cara lain untuk menghentikan pencemaran dengan cara mencegahnya sejak awal. Tetapi bagi perusahaan-perusahaan layanan masyarakat tersebut dan para pelanggan mereka, DSM sangat populer karena tampaknya semua pihak menang.
          Suatu kasus yang penting adalah pabrik General Foods di Framingham, Massachusetts, yang memproduksi kurang lebih 76 juta liter es krim setiap tahun. Sebagai konsumen listrik Boston-Edison urutan ke-55 terbesar, ukuran, usia, dan ketakefektifan pabrik tersebut membuatnya menjadi sasaran utama program "Kemitraan Efisiensi Energi" dari perusahaan layanan masyarakat. Dalam program itu, Edison membantu perusahaan memperbaiki dan memodernisasi perangkat peralatan, dan dengan demikian mengurangi konsumsi energi mereka. Karena hukum negara bagian mengizinkan perusahaan Edison untuk meminta ganti pembayaran program seperti itu ditambah keuntungan (dengan sedikit kenaikan harga), maka perusahaan layanan masyarakat itu dapat menarik keuntungan dari daya listrik yang tidak terjual yang disebut dengan "negawatt".
          Edison juga membantu perusahaan Kraft untuk mengembangkan suatu program modernisasi yang komprehensif, mencakup perangkat pendingin tanpa freon, motor yang sangat efisien untuk perangkat pasteurisasi dan homogenisasi, serta suatu sistem pencahayaan dengan bola lampu hemat energi dan kendali pencahayaan. Perangkat-perangkat ini mengurangi konsumsi energi sepertiganya, dan dengan potongan harga Edison, perusahaan tersebut membayar program modernisasi seharga 3,6 juta dollar AS itu dalam waktu 2 tahun. Ini merupakan suatu kasus di mana semua pihak menang. Tindakan penghematan energi ini dapat memperoleh kembali seluruh modalnya dalam dua tahun, dan setelah itu mulai "mencetak" uang bagi Kraft. Boston-Edison juga menghemat uang karena mereka dapat menghindari dibangunnya suatu pabrik pembangkit tenaga yang baru dan mahal. Lingkungan juga diuntungkan karena pencemaran udara dan air secara besar-besaran dapat dicegah. Kisah-kisah seperti ini terus dikumandangkan di AS, dan bukan hanya mengenai layanan kelistrikan, tetapi jauh melebihi itu.
o.    Sistem Berdasarkan Pasar.
          Akhir-akhir ini, usaha pencegahan pencemaran berfokus pada sasaran seluruh segmen ekonomi AS, dengan nama-nama yang semarak, seperti "Golden Carrot" dan "Green Light". Semuanya itu menuntut kecerdasan orang Amerika untuk menciptakan produk yang lebih bersih, lebih baik, lebih cepat, dan lebih murah dan juga mengurangi pencemaran udara dalam proses pembuatannya. "Green Light" diluncurkan oleh Badan Perlindungan Lingkungan AS di tahun 1991 untuk mengurangi pencemaran dengan cara menghemat energi untuk penerangan. Perusahaan patungan, perusahaan layanan masyarakat, dan mitra kerja Pemerintah bersama-sama menandatangani kontrak dengan EPA di mana mereka sepakat untuk memperbarui dan memperbaiki 90 persen dari penerangan mereka dalam kurun waktu lima tahun setelah penandatanganan kontrak. Karena penerangan memakan kurang lebih satu dari lima kilowatt listrik yang dikonsumsi di AS, penurunan sedikit saja mampu mengurangi sejumlah besar pencemaran udara dan air.
          Dalam waktu kurang dari dua tahun, EPA telah menghimpun lebih dari 650 partisipan, termasuk banyak perusahaan AS terbesar, mewakili hampir 279 juta meter persegi ruang kantor sekitar 3 persen dari jumlah ruang kantor secara nasional. Para partisipan diharapkan mengurangi penggunaan listrik mereka sebesar 12 miliar kilowatt jam per tahun, dan dengan demikian menghemat 870 juta dollar AS. Perusahaan Gilette, misalnya, memasang perlengkapan baru pada 4.650 meter persegi fasilitasnya di California, dan menghemat 61 persen dari tagihan energinya. EPA memperkirakan bahwa menjelang tahun 2000, setidaknya 4,65 miliar meter persegi ruang fasilitas AS akan diperuntukkan bagi program pencahayaan yang hemat energi, menghindari emisi jutaan karbon dioksida, sulfur dioksida, dan oksida nitrogen.
          Keberhasilan Green Lights telah menyebabkan timbulnya program-program "berdasarkan pasar" yang lain. Salah satunya adalah "Energy Star Computer", yang berusaha menciptakan pasar bagi komputer yang daya listriknya secara otomatis akan "melemah" jika komputer tidak digunakan; suatu teknologi yang awalnya digunakan untuk komputer laptop. Temuan teknologi ini boleh dikatakan tak menambah harga komputer ini, tetapi dapat menghemat konsumsi listrik sebesar 80 persen. Karena komputer saat ini menggunakan kurang lebih lima persen dari penggunaan listrik komersial, maka pengurangan ini bukanlah prestasi kecil. Program Energy Star telah terbukti begitu populer sehingga mungkin akan menjadi standar industri de facto.
          Barangkali program berdasarkan pasar yang paling imajinatif adalah "Golden Carrot". Dalam program ini sejumlah perusahaan layanan masyarakat dan pemerintah mengumpulkan dana untuk menawarkan hadiah sebesar 30 juta dollar AS kepada perusahaan yang dapat memproduksi massal lemari es rumah tangga yang bebas CFC dan superefisien. Karena lemari es mengkonsumsi 20 persen dari seluruh daya listrik AS, dan mencapai sepertiga penggunaan listrik di rumah tangga, penghematan yang dapat dicapai dengan produk ini amat besar.
          Perusahaan Whirlpool memenangkan kompetisi ini, dan kini perhatian mulai dialihkan pada penerapan pendekatan ini terhadap pompa air, mesin cuci, dan produk-produk lain yang padat energi.

BAB III
PENUTUP

3.1     KESIMPULAN
          Berdasarkan uraian diatas, pencemaran udara selain disebabkan oleh aktifitas alam, juga banyak disebabkan oleh aktifitas manusia. Dampak yang ditimbulkan pun sangat merugikan. Untuk menanggulanginya bisa dilakukan secara teknis dan non-teknis. Bisa juga dengan cara alternatif seperti yang diterapkan di luar negri.

3.2     SARAN
          Untuk mencegah terjadinya pencemaran udara yang lebih lanjut hendaknya kita semua ikut menjaga kebersihan udara dan meminimalkan pencemaran udara, misalnya tidak memakai kendaraan bermotor yang sudah tua, tidak membuang gas yang berbahaya secara sembarangan terutama bagi kegiatan industri, dan lain sebagainya agar kebersihan udara tetap terjaga.

DAFTAR PUSTAKA

Sugiarto, Teguh. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Ismawati, Eny. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.


http://putraprabu.wordpress.com/2008/12/13/partikulat-pm/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar